Tuesday 6 May 2008

Bainat Ta'shil Wat Tathwir

Konsistensi kita dalam menjaga ta’shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama’ah atau kita sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta’shil wat tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan penyimpangan-penyimpangan da’wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan ta’shil atau mengabaikan tathwir

“Yushlih
lakum a’maalakum walakum dzunuubakum
waman
yuthi’illaahu wa rasuulahu faqad faaza fauzan ‘azhiima”


Ikhwah
fillaah sekalian …


Alhamdulillah
kita dipertemukan oleh Alloh SWT di pagi ini dalam rangka taqarrub kita
ta’abbud kita kepada Alloh SWT melalui segala aspek kehidupan kita di segala
bidang hidup. Kita berharap segala langkah perjuangan yang kita ayunkan mudah
mudahan (dengan pertemuan ini) terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas
taqarrub kita dan ta’abbud kita kepada Alloh SWT dan Insya Alloh kita memetik
hasilnya di yauma yaquumul hisab.


Ikhwan
dan akhawat fillaah …


Kalau
tadi Akhuunal. Al-Faadhil DR Hidayat menyebutkan tentang …..Da’wah
Ikhwaniyyah sudah tentu materi ini materi ringkasan bagi acara kita, yang tidak
mungkin dibicarakan sejam dua jam, sehari dua hari. Masalahnya apa ? Masalahnya
Ashalah da’wah Ikhwaniyyah atau Ashalah Ikhwaniyyah pada hakikatnya ia
tidak punya spesifikasi lain kecuali Ashalah Islamiyyah, jadi Ashalah
Ikhwaniyyah adalah Ashalah Islamiyyah. Apakah itu sendiri meminjam bahasanya
salah seorang ikhwah bahwa Ashalah Da’wah Islamiyyah itulah yang dipakai
Ashalah Da’wah Ikhwaniyyah tidak punya perbedaan apa-apa. Membicarakan Ashalah
Da’wah Ikhwaniyyah sebesar membicarakan Ashalah Da’wah islamiyyah
Membicarakan ashalah islamiyyah sebesar membahas membicarakan ashalah
ikhwaniyyah dia tidak mempunyai mabadi baik aqidiyyah fikriyyah manhajiyyah
kecuali mabadi aqidiyyah fikriyyah dan manhajiyyah islamiyyah yang bersumber
pada Qur- an dan sunnah tapi betapapun … demikian luasnya pembahasan tentang
ashalah yang kita
harus merupakan bagian upaya kita untuk meningkatkan diri salah satu
keistimewaan da’wah ikhwan yang berdasar da’wah islamiyyah ituselain
mengulangi ke pemahaman yang dicakup kalimat syumuliyyah dan takamuliyyah
integralitas ajaran islam integralitas perjuangan islam juga keterpaduan dari
perjuangan itu dan dari tatanan dari system yang kita anut sesuai dengan
integralitas dan keterpaduan syumuliyyah dari ajaran islam itu sendiri ada hal
lain masalah syumuliyyah takamuliyyah itu lebih kepada pendekatan prinsipil tapi
ada keistimewwan yang lain yairu pendekatan dari segi pendekatan operasional
kemampuan da’wah ikhwan mewarisi nilai-nilai islam mewarisi nilai-nilai
da’wah islam dari para rasul dan para anbiya para ashhabu Rasulillah saw
radhiallohu anhum ajma’in juga para salaf shalihin yaitu dalam bentuk
kemampuannya dalam melakukan tawazun dalam melakukan langkah-langkah yang
mutawazinah bainal
khuthuwat ta’shiliyah wa khuthuwat tathwiriyyah Ini salah satu tamayyuz
ikhwani yng sebetulnya merupakan tamayyuz islami yang banyak diabaikan oleh
gerakan-gerakan da’wah lain yang banyak diabaikan oleh jamaah- jama’ah lain
yang banyak diabaikan oleh perjuangan-perjuangan lain sambil kita tetap respek
kepada mereka mengakui eksistensi perjuangan mereka dan mengakui juga insya
Alloh keikhlashan mereka dan pengorbanan mereka dalam
perjuangan Satu titik Qadratud da’wah kemampuan da’wah dalam
melangkah bainat ta’shil wattathwir ini adalah di jaman modern ini adalah
tamayyuz ikhwani tamayyuz islami yang betul-betul dilaksanakan secara konsisten
oleh ikhwan sudah
tentu kalau kita membahas lebih dalam lebih luas dan lebih detail tentang ad
da’wah bainat ta’shil wat tathwir sekali lagi juga parlu waktu yang panjang
dan dulu juga pernah saya sampaikan
setelah kita muncul sebagai partai kalau nggak salah tampatnya di sidik
nggak bukan bukan di
sidik di LKPSI apa dulu di nadwah
saya menjelaskan sangat dalam bainat ta’shil wat tathwir diantara antum
saya ruju kembali kepada detail materi itu bahkan saya berikan dengan skema
lengkap saya sampaikan kembali lebih kepada dzikro sebagai dzikro dan juga
sebagai selain sebagai dzikro juga sebagai resume saja terhadap materi yang
sebetulnya materi ……tentang
adda’wah bainat ta’shil wat tathwir


Ikhwan
dan akhawat fillaah


Konsistensi
kita dalam menjaga ta’shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi
keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama’ah atau kita
sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta’shil wat
tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan da’wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan
ta’shil atau mengabaikan tathwir


Ikhwan
dan akhawat fillah


Kita
ketahui bahwa kesumuliyahan da’wah kita ketakamuliyahan da’wah kita
tersimpul dalam pengelolaan bagaimana membangun hablum minalloh yang baik dan
hablum minannas yang baik dan ini sangat terkait dalam kemampuan kita menjaga
keseimbangan antara qudroh ta’shiliyyah yang lebih bertitik berat
kepada utuhnya komitmen kita kepada Alloh swt komitmen kita kepada Rasululloh
saw komitmen kita kepad kitab dan sunnah titik beratnya di situ bukan berarti
tanpa hubungan sama sekali dengan konteks hablum
minan naas sangat kait terkait begitu juga konsistensi kita keistiqomahan
kita dalam membangun khuthuwat tathwiriyyah adalah titik beratnya
ta’sisnya ….nya adalah bagaimana membangun hablum minan naas secara baik
Tanpa kedua itu sudah tentu akan terjadi inkhirofat yang akan menimbullan
bala malapetaka fid dunya wal akhiroh na’udzu billaahi min dzaalik


Ikhwan
dan akhawat fillaah


Seperti
saya tadi tegaskan bahwa kemampuan kita mengelola da’wah di sektor khuthuwat
ta’shiliyyah langkah-langkah originilisasi da’wah kita baik aqidiyyan
fikriyyan wa manhajiyyan ini adalah sekali
lagi lebih dekat kepada konteks bagaimana keutuhan hubungan kita kepada
Alloh swt. Bagaimana keutuhan hubungan kita kepada Alloh swt baik dari sisi
moral dari sisi ma’nawiyyah dari sisi ruhiyah yang dibentengi oleh shihhatul
aqidah kita kebersihan aqidah kita minasysyirk kabirun wa shaghirun dari
kesyirikan baik yang besar maupun yang kecil baik yang nampak zhohir atau yang
menyelinap di dalam hati kita na’udzubillaahi min dzaalik menyelinap di dalam
perasaan kita yang menyelinap di dalam pikiran kita. Insya Alloh dengan
memperhatikan selalu langkah-langkah ta’shiliyyah keutuhan ruhiyyah kita
fikriyyah kita manhajiyyah kita keutuhun ruhiyyah kita ma’nawiyyah kita dan
konsistensi aqidah kita akan terjaga dengan baik
ada salah satu aspek untuk selalu menjaga kita mepunyai kesadaran akan
pentingnya qudwah ta’shiliyyah ya sebetulnya konteks materinya banyak di
tamhidiyyah banyak di takwiniyyah yaitu adanya suatu kesadaran Pertama-tama
kesadaran tentang manzilatul insan tentang posisi manusia di hadapan Alloh swt
Pertama-tama posisi sebagai makhluk Posisi sebagai makhluk ini penting selalu
disadari oleh kita betapapun tingginya ilmu kita martabat keulamaan kita
keintelektualan kita jabatan formal kita dalam jama’ah atau dalam negara atau
dalam masyarakat Menghidupkan kesadaran akan posisi sebagai makhluk ini penting
karena konteksnya sebagai makhluk adalah aspek ketergantungan kepada kholik
Tidak satupun kita yang tidak mempunyai ketergantungan kepada penciptanya tidak
satupun produk yang tidak mempunyai ketergantungan kepada pembuatnya
buatan-buatan manusia saja buatan-buatan
pabrik bikinan manisia merek-merek mobil itu semuanya tergantung kepada
pabriknya baik ketergantungan teoritis dengan petunjuk-petunjuk manualnya atau
ketergantungan softwarenya atau hardwarenya dalam bentuk sparepart yang besar
atau yang kecil seluruhnya mempunyai ketergantungan mungkin nampak sepele namun
sangat mendasar sangat penting untuk kesadaran kita bahwa kita harus kembali
kepada asholah bahwa manzilah kita di depan Alloh swt sebagai makhluk Oleh
karena itu sebagai makhluk secara total secara mutlak mempunyai ketergantungan
kepada kholik dan ini modal dasar untuk kita selalu tadarru selalu inqiyaad
selalu mendekatkan diri kepada khalik kita


Ikhwan
dan akhwat fillaah


Kesadaran
yang kedua dari posisi manusia ini yaitu kesadaran sebagai hamba sebagai ‘abd
Kesadaran sebagai hamba ini penting juga dibangun sehingga kalau kesadaran
sebagai makhluk tadi ketergantungan secara total daam segala aspek kehidupan
kalau dalam aspek penghambaan ini lebih kepada apresiasi dari
keinginan-keinginan kehendak-kehendak kemauan-kemauan rencana-rencana itu
seluruhnya sangat terkait dengan grand design yang sudah ditentukan oleh Alloh
sebagai sayyid Alloh sebagai Tuhan kita Kita sebagai hamba tidak bisa lepas diri
dari grand design bagi kehidupan kita bagi langkah-langkah kita bagi perjuangan
kita yang sudah digariskan yang sudah ditentukan oleh Alloh sebagai sayyid
sehinga inilah yang disebut bahwa kita tidak mempunyai kehendak apapun kecuali
yang dikehendaki Alloh swt dan ayat-ayat Al Qur-an begitu banyak menjelaskan
sisi Aqidah dari segi kesatuan akan memisahkan kesatuan kehendak keinginan
rencana –rencana segala sesuatu sesuai dengan iradatillah Inilah posisi kita
manzilah kita sebagai ‘abd. Yang ketiga adalah kesadaran manzilah sebagai jund
Walillaahi junuudus samaawaati wal ardh Sebagai prajurid sudah tentu merasakan
adanya sebuah jalur komando yang harus dia ta’ati Yaitu garis komando dari
Alloh dan Rasul ketaatan mutlak yang seperti dikatakan oleh Al Qur-an falaa
warabbika la yu’minuun hatta yuhakkimuuka fiimaa syajaro bainakum tsumma laa
yajidu fi anfusihim harojan mimma qadhaita wayusallimu tasliima itu adalah
posisi manzilah kita sebagai prajurit. Siap menerima komando. Siap melaksanakan
tugas-tugas siap menghentikan dari segala larangan-larangan yang diatur oleh
Alloh swt Insya Alloh jika kita dari sisi manzilah ini dari posisi sebagai
makhluk sebagai hamba dan sebagai jundi ini terjaga baik insya Alloh dan itu
menjaganya dengan upaya-upaya ta’shil upaya-upaya kembali kita kepada ashalah
islamiyyah asholatud da’wah insya Alloh kesadaran ini akan tumbuh

No comments: